Iklan

terkini

Kader Remaja Tangguh Cegah Anemia Lahir di SMAN 10 Semarang

Redaksi Solo
9/15/25, 15:42 WIB Last Updated 2025-09-15T08:42:24Z
Mahasiswa Unimus Semarang melakukan demonstrasi melakukan pengecekan nilai Hemoglobin pada kader siswa SMAN 10 Semarang/Foto : Redaksi


REDAKSISOLO.COM - Semarang - Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) bersama SMAN 10 Semarang melahirkan puluhan kader remaja tangguh pencegah anemia melalui program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat DPPM Kemdiktisaintek 2025. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (8/8/2025) itu diikuti siswa kelas X dan XI yang dipilih sebagai agen perubahan di bidang kesehatan remaja.

Ketua tim, Dr. Ns. Siti Aisah, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., menjelaskan bahwa pembentukan kader ini menjadi langkah strategis menghadapi ancaman anemia pada remaja putri. “Kami ingin para siswa memiliki keterampilan mencegah anemia sejak dini dan menularkannya ke teman sebaya melalui metode peer education,” ujarnya.

Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (DPPM Kemdiktisaintek). Pendanaan hibah tahun 2025 ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat peran perguruan tinggi untuk ikut menjawab persoalan kesehatan masyarakat.


Doktor Siti Aisah melakukan demonstrasi pada kader Siswa SMAN 10 Semarang/Foto : Redaksi


Data Riskesdas tahun 2023 mencatat prevalensi anemia pada remaja putri Indonesia mencapai lebih dari 30 persen, sehingga menjadi masalah kesehatan serius yang berdampak pada konsentrasi belajar hingga produktivitas generasi muda.

Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 10 Semarang, Supriyadi, S.Pd., menyampaikan apresiasi atas program ini. “Kami sangat terbantu dengan hadirnya tim Unimus. Siswa tidak hanya mendapat ilmu baru tentang gizi dan kesehatan, tetapi juga kesempatan menjadi pelopor kesehatan di sekolah. Program ini positif, karena membentuk budaya peduli sesama sejak remaja,” katanya.

Kolaborasi ini juga melibatkan Puskesmas Genuk Kota Semarang. Dokter Moch Onny Pramana menegaskan bahwa anemia pada wanita usia subur (WUS) masih menjadi prioritas intervensi. “Kolaborasi sekolah, perguruan tinggi, dan fasilitas kesehatan adalah kunci menekan kasus anemia,” jelasnya.

Pelatihan dilakukan dalam beberapa sesi, mulai dari materi pola makan bergizi seimbang, praktik skrining anemia, hingga simulasi edukasi sebaya. Para siswa juga dibekali modul kader, buku skrining anemia, serta video edukasi agar lebih siap menjadi duta kesehatan di lingkungan sekolah.


Dosen spesialis Komunitas Yanuan Ben Olina ketika memberikan demonstrasi pada kader anemia/Foto : Redaksi


Salah satu peserta, Putri (16 tahun), mengaku bangga bisa terpilih. “Saya baru tahu kalau anemia bisa bikin cepat lelah dan sulit konsentrasi. Setelah ikut kegiatan ini, saya ingin mengajak teman-teman membawa bekal sehat ke sekolah,” ungkapnya.

Program hibah ini dikuatkan dengan tim dosen Unimus Semarang, yakni : Ns. Yanuan Ben Olina,MNS.,Sp.Kep.K, Ir. Purwanti Susantini, M.Kes, Ns. Much N. Al Jihad, M.Kep., Sp.Kep.K dan Ns. Dewi Setyawati, S.Kep., MNS. Menurut Dr. Siti Aisah, program ini unik karena mengintegrasikan pembentukan kader kesehatan dengan peer education, sekaligus membuka jalur pembinaan berkelanjutan hingga perguruan tinggi.

Dengan hadirnya kader pencegah anemia di sekolah, diharapkan angka anemia remaja di Kota Semarang dapat ditekan. Program ini juga berpotensi menjadi model nasional yang bisa direplikasi di sekolah lain di Indonesia.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kader Remaja Tangguh Cegah Anemia Lahir di SMAN 10 Semarang

Terkini

Iklan