
![]() |
"Negara Iraq mengklaim bahwa pemimpin ISIS telah tewas"/Foto : Redaksi Solo |
REDAKSISOLO.COM - Salah satu pemimpin kelompok teror ISIS dilaporkan tewas dalam apa yang disebut sebagai operasi di Irak yang didukung AS. Pada Jumat (14/3) Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengumumkan di media sosial bahwa intelijen Irak "berhasil melenyapkan" wakil khalifah ISIS Abdallah Makki Muslih al-Rufay'i.
Meskipun Sudanese tidak memberi tahu siapa yang membunuh al-Rufay'i, dia menyebut kematian itu sebagai "pencapaian keamanan yang signifikan." Dalam unggahan berikutnya di platform media sosial X, pasukan khusus Irak menyatakan bahwa al-Rufay'i tewas dalam serangan udara yang menargetkan lokasinya di gurun Anbar, Irak, pada Kamis.
Para pejabat mengatakan serangan itu adalah hasil dari upaya dua tahun untuk melacak lokasinya, dengan terobosan yang terjadi dalam enam bulan terakhir. Para pejabat juga mengatakan mereka menangkap tujuh anggota ISIS lainnya, termasuk dua perempuan, dalam operasi lanjutan di Anbar. Intelijen yang dikumpulkan di lokasi serangan udara selanjutnya mengarah pada penangkapan lima orang lainnya di Kota Irbil, Irak utara.
Para pejabat Irak mengatakan al-Rufay'i, yang juga dikenal sebagai Abu Khadija, adalah pejabat tinggi ISIS di Irak dan Suriah, dan dia juga memainkan peran penting dalam operasi ISIS di luar negeri. Sebuah laporan baru-baru ini dari PBB, berdasarkan intelijen negara-negara anggota, menyatakan bahwa al-Rufay'i memimpin operasi ISIS di Irak, Suriah, Turki, dan wilayah Timur Tengah lainnya.
Menurut laporan intelijen PBB lainnya, al-Rufay'i adalah anggota komite delegasi ISIS, yang dianggap sebagai badan eksekutif paling berkuasa di organisasi teroris. Klaim Irak belum dikomentari oleh pejabat AS.
Jumlah tentara ISIS di Irak dan Suriah diperkirakan antara 1.500 dan 3.000, menurut perkiraan intelijen. Pada Juli, pejabat militer Amerika memperingatkan tentang kemungkinan kembalinya ISIS ke wilayah tersebut. Mereka mengatakan bahwa kelompok tersebut akan meningkatkan jumlah serangan di Irak dan Suriah menjadi dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Pada bulan Desember, pasukan Amerika melakukan sejumlah serangan udara terhadap ISIS di Suriah. Serangan tersebut menargetkan ISIS di wilayah yang ditinggalkan oleh pasukan antiteror yang setia kepada mantan presiden Suriah Bashar al-Assad.
Terlepas dari fakta bahwa ideologi ISIS berasal dari Irak dan Suriah, para pejabat intelijen dan ahli telah semakin setuju bahwa kelompok teror tersebut tidak lagi melihat Timur Tengah sebagai tempat operasi globalnya.
Para pejabat, termasuk dari Amerika, mengatakan ada keyakinan yang meningkat bahwa kelompok tersebut saat ini dipimpin oleh Abdul Qadir Mumin. Mumin berada di Somalia, di mana dia menjadi terkenal sebagai emir afiliasi IS-Somalia kelompok tersebut.