Iklan

terkini

Swedia dan Indonesia Sepakat Perkuat Kerja Sama Kesehatan melalui MoU Bersejarah di Konferensi Healthcare SISP 2025

Redaksi Solo
5/29/25, 02:05 WIB Last Updated 2025-05-28T19:17:37Z
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin ketika melakukan MOU dengan Swedia/Foto : Redaksi Solo


REDAKSISOLO.COM - Jakarta, 28 Mei 2025 — Swedia dan Indonesia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antar-pemerintah yang bertujuan memperdalam kerja sama di sektor kesehatan. Kesepakatan ini diumumkan dalam rangkaian acara Konferensi Healthcare Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) 2025, menandai langkah penting dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara di bidang kesehatan. MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Kesehatan Swedia, H.E. Ms. Acko Ankarberg Johansson, dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, H.E. Mr. Budi Gunadi Sadikin.

Kesepakatan ini memfokuskan pada peningkatan layanan kesehatan, pengembangan teknologi kesehatan digital, penerapan sistem kesehatan yang berkelanjutan, serta pembentukan kebijakan kesehatan bersama. Area prioritas mencakup penanganan kanker, pengendalian resistensi antimikroba, pengobatan presisi, kesiapsiagaan menghadapi keadaan darurat, serta penguatan kapasitas tenaga kesehatan di kedua negara.

MoU ini juga memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Swedia dan Indonesia, yang menunjukkan komitmen jangka panjang dalam mendorong inovasi dan transformasi layanan kesehatan secara berkelanjutan.

Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa Indonesia menargetkan percepatan pengembangan layanan kesehatan melalui adopsi teknologi mutakhir dan pembelajaran dari pengalaman Swedia dalam mengelola sistem kesehatan berkelanjutan. "Kami akan fokus pada tiga aspek utama: investasi sektor kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan, pengembangan kapasitas tenaga kesehatan melalui kerja sama dengan Karolinska Institutet, serta transfer teknologi dan berbagi keahlian terutama dalam pengelolaan penyakit tropis," jelas Menkes Budi.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson, menyampaikan bahwa kolaborasi ini bukan semata bentuk diplomasi, melainkan didasari oleh komitmen bersama untuk menyediakan layanan kesehatan yang adil, berbasis data, dan berpusat pada kebutuhan pasien. Ia menambahkan, "MoU ini menyelaraskan prioritas dalam membangun model layanan kesehatan yang dapat diperluas, mampu menjangkau populasi besar, serta responsif terhadap tantangan kesehatan yang dinamis, melalui integrasi teknologi digital dan inovasi medis."

Duta Besar Swedia untuk Indonesia dan beberapa negara ASEAN, Daniel Blockert, mengungkapkan bahwa selama lebih dari tujuh dekade, kerja sama kedua negara telah tumbuh dengan kuat, dan bidang kesehatan menjadi salah satu pilar utama yang terus dikembangkan. Ia menegaskan bahwa kemitraan ini tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga berinvestasi dalam sistem, sumber daya manusia, dan teknologi untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara berkelanjutan.

Selain MoU antar-pemerintah, konferensi ini juga melahirkan sejumlah kerja sama multi-pihak, antara lain:

Perjanjian hibah studi kelayakan bersama antara Swedfund, Kementerian Kesehatan RI, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk pengembangan pusat radioterapi.

Kemitraan antara Kementerian Kesehatan dan AstraZeneca guna memperkuat pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.

Kolaborasi Kementerian Kesehatan dengan Essity dalam meningkatkan kapasitas program pengendalian resistensi antimikroba (AMR).

Dialog strategis antara Pemerintah Kota Jakarta dan HemoCue untuk pelaksanaan program skrining anemia dengan fokus pada deteksi dini dan penanganan tepat waktu.

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia terus melakukan modernisasi sistem kesehatan melalui investasi di infrastruktur, digitalisasi layanan, dan pencegahan penyakit. Minat perusahaan Swedia terhadap sektor kesehatan Indonesia terus meningkat, selaras dengan enam bidang fokus SISP yaitu kanker, layanan gawat darurat, diabetes, kesehatan ibu dan anak, kesehatan paru-paru, serta digitalisasi layanan kesehatan.

Penandatanganan MoU dan pelaksanaan Konferensi Healthcare SISP 2025 menandai komitmen kedua negara untuk menghadirkan solusi layanan kesehatan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan, demi memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat kedua negara.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Swedia dan Indonesia Sepakat Perkuat Kerja Sama Kesehatan melalui MoU Bersejarah di Konferensi Healthcare SISP 2025

Terkini

Iklan