![]()  | 
| Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Unisri Surakarta ketika melakukan Pengabdian dikecamatan Wonosegoro/Foto : Redaksi Solo | 
REDAKSISOLO.COM - Wonosegoro, 2 Desember 2023 — Dalam rangka meningkatkan keharmonisan rumah tangga dan memperkuat ketahanan keluarga, Ahmad Jawandi, S.Pd.,M.Pd yang merupakan Dosen Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi menyelenggarakan kegiatan pengabdian di wilayah Kecamatan Wonosegoro. Jawandi dan tim menginisiasi sebuah program inovatif berupa layanan konseling pernikahan dengan pendekatan Dialectical Behavior Therapy (DBT).
Program ini secara khusus menyasar para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH), yang merupakan kelompok rentan dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Dialectical Behavior Therapy merupakan salah satu teknik terapi yang berakar dari psikologi kognitif dan perilaku.
Teknik ini terbukti efektif dalam mengelola emosi, meningkatkan kesadaran diri, serta memperbaiki pola komunikasi dalam hubungan interpersonal, termasuk dalam pernikahan. Penerapan DBT dalam layanan konseling pernikahan menjadi pendekatan baru yang menjanjikan dalam menciptakan keluarga harmonis, khususnya di kalangan KPM yang menghadapi tekanan sosial dan ekonomi.
Menurut Koordinator PKH Kecamatan Wonosegoro, Ibu Siti Haryati, banyak KPM yang mengalami konflik rumah tangga akibat tekanan ekonomi, kurangnya keterampilan komunikasi, serta ketidakmampuan mengelola emosi.
“Melalui pendekatan DBT, pasangan diajarkan keterampilan dasar seperti mindfulness, pengaturan emosi, toleransi terhadap stres, dan keterampilan interpersonal. Tujuannya adalah agar pasangan lebih siap menghadapi dinamika rumah tangga secara sehat dan produktif,” ungkapnya.
Program ini dilaksanakan secara berkala dengan bimbingan dari Jawandi dan tim pengabdian. Setiap sesi konseling dibagi menjadi kelompok kecil agar lebih efektif dan partisipatif. Selain itu, peserta juga diberikan modul serta aktivitas rumah tangga yang dapat membantu menerapkan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil evaluasi awal menunjukkan peningkatan signifikan dalam komunikasi suami-istri, penurunan frekuensi konflik rumah tangga, serta tumbuhnya sikap saling memahami dan mendukung dalam rumah tangga. Salah satu peserta, Ibu Rina, mengungkapkan manfaat besar dari program ini.
“Saya dan suami jadi lebih terbuka dan tidak gampang marah. Kami belajar mendengar dengan empati dan menyelesaikan masalah bersama, bukan saling menyalahkan,” katanya.
Program ini mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Sosial Kabupaten Boyolali dan diharapkan bisa menjadi model bagi kecamatan lain dalam mengembangkan intervensi psikososial bagi keluarga rentan. Dengan pendekatan holistik dan berbasis ilmu, Wonosegoro berupaya tidak hanya memberikan bantuan ekonomi, tetapi juga membangun fondasi keluarga yang kuat, harmonis, dan berdaya tahan tinggi terhadap berbagai tantangan zaman.


