Iklan

terkini

Pentingnya Membangkitkan Literasi Membaca Siswa Di Saat Program Pemangkasan Efisiensi Biaya Dari Pemerintah

Redaksi Solo
5/30/25, 22:02 WIB Last Updated 2025-05-30T16:59:24Z
Opini Doktor Elinda Rizkasari tentang literasi membaca di Indonesia/Foto : Redaksi


REDAKSISOLO.COM - Surakarta – Literasi merupakan kemampuan dalam membaca, menulis dan memahami informasi serta capaian pengetahuan atau ketrampilan dalam bidang tertentu bagi siswa. Di Indonesia dalam bidang literasi ternyata memiliki Tingkat literasi yang rendah bagi siswa. 

Dari data menurut UNESCO, menyebutkan bahwa negara Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, yang memiliki pengertian bahwa minat baca sangat rendah. Menurut penelitian yang sudah dijelaskan dalam rilis dari UNESCO, minat baca siswa di Negara Indonesia termasuk dalam kategori Rendah yaitu hanya sekitar 0,001%. Kesimpulan dari data tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 1000 orang warga Indonesia hanya terdapat 1 orang yang memiliki literasi membaca Rajin membaca.

Meskipun dari data hasil yang terbaru pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan nilai Tingkat Gemar Membaca (TGM) nasional pada tahun 2024 mencapai 72,44, yang masuk dalam kategori sedang dan melampaui target 71,3 serta capaian tahun lalu sebesar 66,7. Akan tetapi kenaikan setiap tahun dari tahun 2023 tidak signifikan kenaikannya dibandingkan negara di Asia Tenggara.

Banyak factor di Indonesia yang menyebabkan tingkat literasi Siswa di Indonesia masih rendah, salah satunya hal yang esensial antara lain : masih rendahnya kualitas Pendidikan, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana, kurangnya tenaga pendidik yang kompeten dan kurangnya motivasi belajar dari Siswa.

Masih rendahnya kualitas Pendidikan di Indonesia disebabkan seperti miskinnya perancangan kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja yang tidak kondusif, ketidaksesuaian system dan prosedur (system manajemen), tidak cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya, dan pengadaan staff sekolah.

Tentunya masalah seperti ini diperlukan implementasi secara komprehensif yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu seperti meningkatkan komponen dalam menunjang kwalitas Pendidikan seperti meningkatkan subsidi Pendidikan, pemerataan Pendidikan di wilayah yang terpencil dan peningkatan skill SDM dalam ruang lingkup Pendidikan.

Sedangkan upaya lain yang bisa dilakukan dengan menyediakan akses yang lebih luas terhadap pendidikan yang berkualitas, terutama di daerah terpencil dan di wilayah pedesaan, selanjtunya bisa menyediakan dana yang cukup untuk memperbaiki fasilitas pendidikan di sekolah-sekolah, menyiapkan guru yang berkualitas dan cukup untuk mengajar di sekolah-sekolah, memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anak yang tidak mampu dan menghapus diskriminasi terhadap anak-anak dari kelompok masyarakat yang tidak mampu atau terpinggirkan. 

Sedangkan masalah lain pada tahun 2025 yang harus diperhatikan dengan serius adalah kebijakan Pemerintahan terbaru yang akan melakukan efisiensi biaya bagi seluruh sektor di Pemerintahan. Tentunya kebijakan ini akan sangat berpengaruh terhadap Upaya untuk meningkatkan literasi didunia Pendidikan. Kekurangan suplai dana atau pemangkasan dana dari Pemerintahan bisa menyebabkan masalah baru di Dunia Pendidikan, terkhususnya terhadap Literasi membaca bagi siswa di Indonesia.

Untuk itu, pemangku kebijakan masih bisa melakukan evaluasi dalam melakukan efisiensi biaya diharapkan dengan tidak memangkas pada sektor – sektor yang sangat penting dimana salah satunya pada sektor Pendidikan. Jangan sampai karena ingin menciptakan program unggulan Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah, malah akan membawa dampak masalah baru di dunia Pendidikan. 

Dengan melakuken kajian, penelitian serta melibatkan dari berbagai ahli pakar dari berbagai bidang diharapkan bisa mengambil Keputusan yang bijak dan tepat dalam program efisiensi pemangkasan biaya supaya tidak semakin menurunkan Tingkat literasi siswa di dunia Pendidikan.

Karena siswa merupakan salah satu asset masa depan bangsa yang kelak akan menjadi calon pemimpin bangsa yang akan datang. Jangan sampai pemimpin masa depan yang akan datang memiliki literasi membaca yang rendah. Karena literasi membaca sangat berpengaruh dalam berpikir dan kebijakan dalam mengambil Keputusan untuk masa depan bangsa. Sekalgi lagi, kemana arah bangsa Indonesia ditentukan oleh Calon Pemimpin masa depan dimana bibit itu dibentuk dimulai dari Lingkup Sekolahan.


Penulis : Dr. Elinda Rizkasari.,S.Pd.,M.Pd

Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pentingnya Membangkitkan Literasi Membaca Siswa Di Saat Program Pemangkasan Efisiensi Biaya Dari Pemerintah

Terkini

Iklan